7 Sentra Produsen Genteng Tanah Liat di Indonesia, Ini Sejarah dan Keunikannya!

Sentra Produsen Genteng Tanah Liat di Indonesia

Edelweiss Griya Kampus – Bagi para pengrajin di sentra produsen genteng tanah liat di Indonesia, genteng bukan hanya jadi karya untuk mendulang rupiah. Namun juga bagian dari menjaga warisan budaya dan sejarah panjang bangsa Indonesia.

Beberapa daerah di Indonesia dikenal sebagai sentra produksi genteng tanah liat dengan ciri khasnya masing-masing. Jatiwangi di Majalengka, Jawa Barat, menjadi pionir sejak 1905 dan mencapai puncak kejayaan pada 1980–1990-an.

Di Jawa Tengah, Kebumen terkenal dengan genteng Sokka dan Plentong, Grobogan dengan Genteng Mantili, Klaten sebagai pusat genteng glazur, dan Banyumas dengan genteng Kodok serta Plentong tradisional.

Sementara itu, di Jawa Timur, Desa Muneng di Probolinggo memproduksi genteng merah secara tradisional, dan Gandusari di Trenggalek dikenal dengan genteng Nglayur berbahan kaolin berkualitas tinggi yang diproduksi secara turun-temurun.

Sejarah Genteng Tanah Liat di Indonesia

Tahukah kamu bahwa genteng tanah liat di Indonesia memiliki akar sejarah yang kuat sejak zaman kolonial? Bahkan beberapa daerah di Indonesia telah dikenal sebagai pusat produksi genteng berkualitas tinggi selama puluhan hingga ratusan tahun.

Awal mula penggunaan genteng tanah liat di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh budaya Tiongkok kuno, yang telah mengenal bahan ini sejak zaman Neolitikum.

Sentra Produsen Genteng Tanah Liat di Indonesia
Sejarah genteng tanah liat di Indonesia (Foto: Dok.)

Seiring waktu, teknik pembuatan genteng menyebar ke kawasan Timur Tengah dan Eropa, sebelum akhirnya masuk ke Indonesia melalui pengaruh kolonial Eropa.

Namun jauh sebelum itu, masyarakat lokal sudah memanfaatkan tanah liat untuk membuat berbagai benda rumah tangga seperti gentong dan jambangan.

Peran penting dalam penyebaran dan pengembangan genteng tanah liat di Indonesia muncul pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Di awal abad ke-20, pemerintah kolonial melakukan penelitian untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memiliki cadangan tanah liat berkualitas tinggi.

Tujuannya adalah untuk mendukung kebutuhan infrastruktur, termasuk pembangunan pabrik gula. Setelah wabah pes yang disebabkan oleh tikus yang bersarang di atap rumbia, genteng tanah liat mulai digunakan secara luas sebagai alternatif atap rumah penduduk.

Beberapa Sentra Produsen Genteng Tanah Liat di Indonesia

Genteng Jatiwangi, Majalengka Jawa Barat

Salah satu daerah yang menonjol dalam industri genteng tanah liat adalah Kecamatan Jatiwangi di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Industri ini bermula pada tahun 1905, ketika H. Umar bin Ma’rup dan Barmawi memproduksi genteng untuk menggantikan atap jerami di Masjid Al Maidah, Desa Burujul Wetan. Dari inisiatif tersebut, keterampilan membuat genteng menyebar ke warga setempat, menjadikan Jatiwangi sebagai pusat produksi genteng yang berkembang pesat.

Puncak kejayaan genteng Jatiwangi terjadi pada dekade 1980-an hingga 1990-an, ketika lebih dari 600 pabrik genteng beroperasi di wilayah ini. Produk genteng dari Jatiwangi tak hanya memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga diekspor ke negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Kebumen, Jawa Tengah

Tak hanya Jatiwangi, sejumlah daerah lain di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil genteng tanah liat dengan karakteristik unik.

Salah satunya adalah Kebumen yang dikenal sebagai penghasil genteng Sokka. Genteng ini dikenal kokoh dan tahan lama, serta genteng Plentong yang ringan dan beralur khas.

Grobogan, Jawa Tengah

Sentra produsen genteng tanah liat di Indonesia selanjutnya adalah Grobogan. Wilayah ini dikenal sebagai produsen Genteng Mantili yang memiliki ukuran besar dan bentuk unik.

Genteng Mantili dari Grobogan, Jawa Tengah, dikenal sebagai salah satu produk unggulan di dunia material bangunan, khususnya untuk kebutuhan atap bangunan dengan luas besar seperti kantor, gedung umum, hingga rumah-rumah modern.

Klaten, Jawa Tengah

Selanjutnya adalah Klaten yang merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang sangat terkenal sebagai pusat produksi genteng glazur.

Genteng glazur adalah jenis genteng tanah liat yang diberi lapisan khusus (glazur) sehingga permukaannya tampak mengkilap, lebih tahan terhadap jamur, lumut, dan memiliki daya tahan lebih baik terhadap cuaca ekstrem.

Genteng glazur dari Klaten tidak hanya dipasarkan di wilayah Jawa Tengah, tetapi juga banyak diminati di berbagai daerah di Indonesia.

Kualitas dan keindahan genteng ini membuatnya menjadi salah satu pilihan utama untuk proyek-proyek bangunan yang membutuhkan atap dengan tampilan premium dan daya tahan tinggi.

Banyumas, Jawa Tengah

Banyumas merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang juga dikenal sebagai sentra produsen genteng di Indonesia yang cukup berkembang, khususnya genteng Kodok dan genteng Plentong.

Genteng-genteng ini dibuat dari tanah liat berkualitas tinggi dengan proses pembakaran pada suhu tinggi sehingga menghasilkan genteng yang kuat, padat, dan tahan lama. Produk genteng Kodok dan Plentong dari Banyumas banyak digunakan di wilayah sekitar seperti Purwokerto, Cilacap, dan Purbalingga.

Genteng Kodok memiliki ukuran lebih besar dengan sistem interlock yang mencegah kebocoran, sedangkan genteng Plentong memiliki bentuk lebih tipis dengan alur khas, sering dipakai untuk rumah tradisional dan bangunan klasik.

Industri genteng di Banyumas ini menjadi bagian penting dari tradisi produksi genteng di Jawa Tengah yang mempertahankan teknik pembuatan tradisional namun dengan kualitas yang terus terjaga

Desa Muneng, Probolinggo, Jawa Timur

Desa Muneng di Kabupaten Probolinggo dikenal sebagai salah satu penghasil genteng merah tanah liat yang masih diproduksi secara tradisional. Usaha pembuatan genteng merah di Desa Muneng termasuk dalam kategori UMKM yang cukup potensial dan menjadi produk unggulan desa tersebut.

Proses pembuatan genteng merah di sini masih menggunakan metode tradisional, mulai dari pencetakan, penjemuran, hingga pembakaran dengan kayu bakar selama sekitar 14 jam, sehingga menghasilkan genteng dengan warna merah cerah khas dan kualitas yang baik.

Genteng merah dari Desa Muneng banyak digunakan oleh masyarakat setempat karena mampu memberikan kenyamanan suhu di dalam rumah, sejuk saat siang hari dan hangat saat malam hari.

Selain itu, kondisi iklim Probolinggo yang berangin dan kering membuat genteng tanah liat ini menjadi pilihan terbaik untuk atap rumah. Kapasitas produksi genteng di Desa Muneng masih berskala home industry dengan produksi sekitar 6.000 genteng per batch, dan pemasaran umumnya terbatas di wilayah Probolinggo dan Pasuruan

Genteng merah tradisional dari Muneng dibuat dengan metode klasik yang menghasilkan atap yang sejuk di siang hari dan hangat saat malam.

Gandusari, Trenggalek

Sentra produsen genteng di Trenggalek terpusat di Kecamatan Gandusari, khususnya di beberapa desa seperti Desa Sukorejo, Desa Wonorejo, Desa Jajar, Desa Wonoanti, dan Desa Ngrayung.

Desa Sukorejo, terutama Dusun Nglayur, sangat terkenal sebagai pusat produksi genteng tanah liat berkualitas tinggi yang dikenal dengan nama genteng Nglayur Trenggalek.

Sentra Produsen Genteng Tanah Liat di Indonesia
Penjemuran genteng di Dusun Nglayur, Kecamatan Gandusari, Trenggalek JAwa Timur (Foto: Dok.)

Genteng ini dibuat dari bahan baku tanah liat dan kaolin super pilihan, dengan proses pembakaran menggunakan kayu sehingga menghasilkan genteng yang kuat dan tahan lama.

Industri genteng di Gandusari merupakan usaha turun-temurun yang sudah berlangsung lama dan menjadi ciri khas daerah tersebut.

Terdapat sekitar 230 industri kecil genteng yang beroperasi di wilayah ini, yang memproduksi berbagai jenis genteng seperti genteng press, genteng prentul, dan genteng dengan lapisan kaca.

Produksi genteng di sini tidak hanya melayani pasar lokal, tetapi juga menarik perhatian hingga ke luar negeri karena kualitasnya yang baik.

Itulah tadi informasi menarik beberapa sentra produsen genteng tanah liat di Indonesia. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Investasi Cerdasi di Edelweiss Griya Kampus