Edelweiss Griya Kampus – Dalam dunia konstruksi, mengenal detail pondasi batu kali amat krusial. Tanpa pondasi yang kuat, bangunan rumah yang menggunakan pondasi batu kali akan rentan mengalami keretakan, kemiringan, bahkan keruntuhan.
Pondasi batu kali memang menjasi salah satu jenis pondasi yang populer di Indonesia, terutama untuk bangunan bertingkat rendah. Jenis pondasi ini dikenal karena kekuatannya, daya tahannya terhadap cuaca, dan kemampuannya dalam menopang beban bangunan secara stabil.
Dengan berbagai keunggulannya, pondasi batu kali juga jadi pilihan pengembang properti terkemuka di Malang, Edelweiss Griya Kampus.
Sebagai developer rumah kost di Malang, Edelweiss Griya Kampus yang berlokasi hanya 300 meter dari UIN Kampus 3 Malang menggunakan material berkualitas. Termasuk dalam penggunaan pondasi batu Kali.
Pengertian Pondasi Batu Kali
Pondasi batu kali adalah jenis pondasi yang dibuat dari susunan batu kali yang diikat dengan campuran mortar, yaitu kombinasi semen, pasir, dan air.

Batu kali digunakan sebagai elemen utama karena bentuknya yang keras, padat, dan tahan terhadap tekanan maupun perubahan kondisi tanah di sekitarnya.
Fungsi utama pondasi batu kali adalah untuk menyalurkan beban dari struktur bangunan ke tanah secara merata. Susunan batu kali yang dipadukan dengan mortar akan menciptakan pondasi yang stabil dan mampu menahan beban bangunan dalam jangka waktu yang lama.
Detail Komposisi dan Bagian-Bagian Pondasi Batu Kali
Detail pondasi batu kali tersusun atas beberapa lapisan dan elemen penting yang bekerja bersama untuk menciptakan kekuatan struktural.
-
Lapisan dasar pondasi batu kali
Lapisan pasir dasar diletakkan pertama kali dengan ketebalan sekitar 5–10 cm, berfungsi sebagai drainase untuk mengurangi kelembaban di sekitar pondasi. Pasir ini dipadatkan agar air tidak mudah menggenang di bawah pondasi.
-
Pasangan batu kosong (aanstamping)
Di atas lapisan pasir, terdapat pasangan batu kosong (aanstamping). Batu disusun rapat tanpa adukan semen, membentuk lantai kerja awal yang juga berfungsi sebagai saluran air alami.
-
Badan pondasi batu kali
Setelah itu, badan pondasi dibangun dari susunan batu kali yang direkatkan dengan campuran semen dan pasir. Bagian ini adalah penopang utama beban bangunan.
-
Sloof Beton
Di bagian atas pondasi, terdapat sloof beton, yaitu balok beton bertulang yang mendistribusikan beban dari dinding ke pondasi secara merata.
Untuk mencegah rembesan air, terutama di area seperti dapur atau kamar mandi, digunakan tembok dengan perekat traasram yang tahan terhadap kelembaban tanah.
-
Lapisan pasir dan beton tumbuk
Komponen lain seperti lapisan pasir di bawah lantai dan beton tumbuk juga penting dalam menjaga kestabilan lantai. Pasir berfungsi sebagai bantalan agar tidak terjadi retakan akibat pergerakan tanah, sedangkan beton tumbuk memperkuat permukaan lantai.
-
Lapisan tanah urug
Terakhir, tanah urug digunakan untuk mengisi kembali lubang di sekitar pondasi setelah konstruksi selesai, memastikan seluruh struktur tertutup rapat dan stabil.
Bentuk dan Detail Ukuran Lebar Tinggi Pondasi Batu Kali
Bentuk pondasi batu kali biasanya adalah penampang trapesium, dengan bagian bawah lebih lebar dari bagian atas untuk memberikan kestabilan tambahan.
Rancangan ini memungkinkan distribusi beban yang lebih merata ke tanah, serta meminimalisir risiko penurunan struktur di kemudian hari.

Ukuran pondasi bervariasi tergantung jenis dan ukuran bangunan. Untuk rumah satu lantai, tinggi pondasi umumnya sekitar 50 cm, sedangkan untuk rumah dua lantai bisa mencapai 100 cm atau lebih.
Lebar bagian bawah pondasi batu kali biasanya sekitar 70–80 cm, dengan bagian atas yang lebih ramping sekitar 30–40 cm. Ketebalan urugan pasir juga diperhatikan, dengan standar sekitar 10 cm agar pondasi mampu menopang beban dengan optimal dan tidak mudah bergeser.
Tahap-Tahap Pemasangan Pondasi Batu Kali
Berikut adalah langkah-langkah dalam proses pemasangan pondasi batu kali secara lengkap dan sistematis:
Persiapan Alat dan Bahan
- Siapkan alat-alat seperti cangkul, sekop, gerobak, bowplank (patok kayu), benang, molen pengaduk semen dan pasir, cetok, timba, dan alat pemadat (stamper).
- Siapkan bahan utama yaitu batu kali, semen, pasir, dan air untuk membuat adukan mortar.
Pengukuran dan Pemasangan Bowplank serta Benang
- Ukur dan tandai area yang akan dipasang pondasi.
- Pasang bowplank sebagai patokan ketinggian muka tanah.
- Pasang benang pelurus pada bowplank agar pondasi dapat dibuat lurus dan sesuai dengan ukuran rencana.
Penggalian Galian Pondasi
- Gali tanah dengan ukuran lebar sesuai lebar pondasi bagian bawah dan kedalaman sesuai spesifikasi teknis.
- Gali juga sisi-sisi miring galian untuk mendapatkan sudut kemiringan yang tepat sehingga penampang pondasi berbentuk trapesium.
- Buang tanah hasil galian ke tempat yang sudah ditentukan.
- Periksa kembali posisi, lebar, kedalaman, dan kerapian galian sesuai rencana.
Urugan Pasir di Dasar Galian
- Ratakan pasir urug di dasar galian dengan ketebalan sesuai perencanaan (biasanya sekitar 10 cm).
- Siram pasir dengan air untuk mencapai kelembaban optimal.
- Padatkan pasir menggunakan stamper.
- Ulangi penyiraman dan pemadatan jika diperlukan hingga ketebalan dan kepadatan pasir sesuai standar
Pemasangan Patok Bantu dan Profil
- Pasang dua patok bantu untuk setiap profil pondasi di ujung lajur pondasi.
- Pasang bilah bantu datar pada patok dengan tinggi sesuai profil pondasi.
- Pastikan profil dipasang tegak lurus dan bidang atas profil rata.
- Ikat profil pada bilah bantu dan pasang patok sokong miring di tebing galian untuk memperkokoh profil.
- Periksa ketegakan dan ukuran profil, perbaiki jika ada yang kurang tepat.
Pasangan Batu Kali (Aanstamping)
- Susun batu kali di atas lapisan pasir urug tanpa menggunakan adukan (pasangan batu kosong) setinggi sekitar 20 cm.
- Isikan pasir ke dalam celah-celah batu agar tidak ada rongga antar batu.
- Siram pasangan batu kosong dengan air agar batu saling mengunci dan padat
Pasangan Batu Kali dengan Adukan Mortar
- Pasang benang pada sisi luar profil dengan beda tinggi setiap 25 cm dari permukaan pasir urug.
- Siapkan adukan mortar dari campuran semen, pasir, dan air.
- Susun batu kali dengan adukan mortar sesuai ketinggian benang, usahakan bidang luar pasangan rata dan rapi.
- Sediakan ruang untuk lubang stek kolom atau kebutuhan struktur lain.
- Cor stek kolom dan rapikan permukaan pondasi.
Penyelesaian dan Pengurugan Kembali
- Setelah pasangan batu kali mengeras, urug kembali bagian pinggir atau sisi pondasi dengan tanah untuk menstabilkan pondasi.
- Bersihkan area kerja dan pastikan pondasi siap untuk tahap konstruksi berikutnya.
Langkah-langkah tersebut merupakan prosedur standar yang umum digunakan dalam pemasangan pondasi batu kali untuk memastikan kekuatan, kestabilan, dan ketepatan struktur pondasi sesuai dengan perencanaan teknis
Cara Menghitung Volume Pondasi Batu Kali
Perhitungan volume pondasi batu kali dapat dilakukan dengan rumus sederhana:
- Volume = Luas Penampang × Panjang Pondasi
Untuk bentuk trapesium, luas penampang dihitung dengan rumus:
- Luas = (Lebar Atas + Lebar Bawah) / 2 × Tinggi
Setelah volume pondasi diketahui, kebutuhan batu kali dihitung dengan mengalikan volume tersebut dengan koefisien bahan, biasanya antara 1,1 hingga 1,3. Koefisien ini digunakan untuk memperhitungkan ruang antar batu dan volume mortar yang digunakan, agar hasil perhitungan lebih akurat dan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Penghitungan ini penting dalam tahap perencanaan anggaran dan pembelian material, agar proyek pembangunan dapat berjalan efisien tanpa kekurangan atau kelebihan bahan.
Dengan perencanaan yang tepat, penggunaan batu kali dalam pondasi dapat memberikan hasil maksimal dari sisi kekuatan dan ketahanan bangunan.